Semeton

52 Banjar se-Desa Adat Kerobokan Badung Ikut Ajang Lomba Penjor

 Minggu, 19 Juni 2022, 11:00 WITA

IKUTI BERITABALI.TV LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Beritabali.tv, Badung. 

Yowana Desa Adat Kerobokan mengadakan kegiatan bertajuk "Ngerobok" diikuti oleh 52 Banjar se-Desa Adat Kerobokan.

Sebagai salah satu rangkaian acara diadakan lomba penjor. Ada sebanyak, 52 penjor setinggi 12 sampai 13 meter dipasang di sepanjang jalan raya Kerobokan, tepatnya di depan Pura Desa dan Pura Puseh, Desa Adat Kerobokan, Sabtu (11/6). Sebelum lomba penjor dilakukan membuat janur bersama. 

Manggala Yowana Desa Adat Kerobokan, Badung, I G Prayoga Mahardika didampingi Pamucuk Prawartaka, Agus Ariana Putra menyampaikan kegiatan tersebut merupakan kegiatan pertama kali diadakan di Bali.

"Membuat penjor secara bersama-sama tentu membedakan lomba ini dengan lomba-lomba penjor lainnya. Tentu langsung dipersembahkan kepada sesuhunan di Pura Desa. Jadi, besok akan terasa kemeriahannya," paparnya.

Ia mengharapkan selain nantinya dapat melahirkan seniman-seniman penjor yang baru juga akan membangkitkan UMKM. Seperti untuk kelengkapan merangkai penjor akan menghidupkan para pedagang mulai dari ental di Buleleng, Karangasem, dagang ambu di daerah Badung utara, kemudian dagang besek di Gianyar dan di Klungkung. 

"Itu semua hadir disini, kita menggunakan sistem saling support antar daerah kita. Jadi lomba ini selain menghasilkan seniman dapat dikatakan telah mampu memutar per ekonomi secara masif. Bahkan mampu meningkatkan harga ental itu sendiri", bebernya. 

Seluruh penjor terbuat dari bahan alami dengan total penjor agung sebanyak 52 buah dari masing-masing banjar se-Desa Adat Kerobokan. Sementara, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari pelestarian adat, agama dan tradisi, seni dan budaya. Penjor merupakan lambang kesejahteraan dan kebahagiaan serta lambang Naga Basuki.

Filosofi penjor, kata dia, adalah bagaiamana melawan sifat iri dan dengki, serta ketamakan. Pelaksanaan lomba penjor ini menurutnya sebagai wujud nyata dari pariwisata berbasis budaya.

Harapannya ketika kegiatan ini terus diadakan, tentu nantinya akan menjadi event pariwisata berkelanjutan oleh generasi milenial atau dalam hal ini para Sekaa Truna Truni.

Penulis : Tim Liputan